Monday, September 28, 2020
Telah Meninggal Abang Kami, Teungku Ilyas Ibrahim, Ketua Yayasan Bustanul Aitam, Ulim
Wednesday, September 23, 2020
Profil Armia bin M Yusuf, Alumni Yayasan Bustanul Aitam (2005-2011)
Mewakili Pengurus Panti Asuhan Bustanul Aitam, Ulim, Pidie Jaya (sktr 164Km dari Banda Aceh), kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management yang telah memberikan berbagai bantuan kepada Panti Asuhan Bustanul Aitam.
Khususnya kali ini kami mengucapkan terimakasih banyak atas beasiswa yang diberikan kepada salah satu anak asuh kami, yaitu Armia bin M Yusuf, sehingga dapat melanjutkan pendidikan S2-nya yang sempat terputus karena ketiadaan biaya.
Semoga bantuan ini dapat membawa berkah bagi kami semua dan para donatur. Dan semoga Allah memberikan balasan yang terbaik bagi semua pengurus Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management.
Berikut adalah kisah adek Armia yang dibuat saat mengajukan proposal bantuan beasiswa ke Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management.
=======
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Saya
bermaksud memperkenalkan diri dan memohon bantuan untuk biaya melanjutkan pendidikan
saya.
Saya
Armia, lahir di Blang Kuta, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, pada 5 Mei 1993.
Saya adalah anak dari Bapak M Yusuf (almarhum) dan Ibu Nursani. Saya anak ke
lima dari enam bersaudara.
Bapak
saya bekerja sebagai petani, sedangkan Ibu merawat kami di rumah. Karena
keterbatasan penghasilan Bapak, kami hidup sangat sederhana bahkan kurang
layak.
Bapak
meninggal saat saya masih duduk di kelas 3 SD, tahun 2002. Sejak saat itu kehidupan ekonomi kami
sekeluarga semakin terbatas dan sulit. Saya sekolah dengan berbagai tantangan
dan hambatan ekonomi. Ibu selalu memberi semangat dan mendoakan kami
anak-anaknya agar tidak putus asa dan tetap bersekolah. Dengan ketekunan, ketabahan,
dan keinginan yang kuat, Alhamdulillah tahun 2005 saya dapat menamatkan pendidikan
SD saya.
Karena
keterbatasan ekonomi, untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP tidak memungkinkan.
Ibu saya meminta bantuan ke Yayasan Bustanul Aitam, Ulim, Pidie Jaya, (http://ulim-orphan.blogspot.com/
) yang diasuh oleh Teungku Ilyas Ibrahim, agar saya dapat tinggal di Panti
Asuhan yang dikelola Yayasan untuk dapat melanjutkan pendidikan.
Meski
berat meninggalkan saya di panti Bustanul Aitam, demi pendidikan dan masa depan
saya Ibu menasehati saya agar tetap bersabar, patuh dan hormat kepada pengurus
Yayasan, dan rajin belajar. Saya juga menyadari bahwa Ibu menitipkan saya ke
panti asuhan karena mencintai saya dan demi kepentingan pendidikan serta masa
depan saya.
Hidup
di panti asuhan Bustanul Aitam sangat sederhana, baik dari tempat tinggal,
makanan, pakaian, dan fasilitas lainnya. Namun dengan segala keterbatasan, saya
betah tinggal di panti asuhan Bustanul Aitam karena saya bisa melanjutkan pendidikan
saya. Para pengurus panti Bustanul Aitam juga memberikan perhatian atas segala
kehidupan kami dengan penuh kasih sayang, memberikan bimbingan, dan menerapkan
kedisiplinan layaknya yang diterima oleh anak-anak lain yang memiliki orang tua
sendiri.
Di
panti asuhan saya juga bisa belajar bersama teman-teman, saling membantu, dan
menguatkan keyakinan agar terus melanjutkan pendidikan dan menyiapkan masa
depan kami untuk dapat hidup lebih baik secara ekonomi, pengetahuan, agama, dan
beribadah kepada Allah.
Di
panti Bustanul Aitam, saya melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Ulim
(MTsN Ulim) dan menamatkannya tahun 2008. Kemudian saya meneruskan pendidikan
ke Madrasah Aliyah Negeri Ulim (MAN Ulim) sampai selesai pada tahun 2011.
Setelah pulang sekolah, kami mendapatkan pendidikan agama dan bimbingan dari
para pengasuh di panti asuhan.
Selama
saya berada dalam asuhan panti asuhan ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan
dari bimbingan guru-guru pengasuh panti asuhan Bustanul Aitam. Alhamdulillah saya
bisa menyelesaikan pendidikan MAN saya, membaca Al-Quran dengan baik, dan
membaca kitab-kitab Islam sesuai visi misi Yayasan Bustanul Aitam
"Terlahirnya generasi Islami yang mandiri dengan memiliki Akhlakul
Karimah".
Segala
keterbatasan di panti asuhan ternyata menjadi suatu pendidikan yang penuh makna
mendalam dan luas. Para pengasuh panti asuhan selalu mengingatkan semua ilmu
yang dipelajari, materi yang dicari, dan jabatan adalah untuk beribadah kepada
Allah dan harus dilakukan dengan ikhlas. Dan sebaik-baiknya harta adalah ilmu
agama yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya untuk mengabdi kepada orang
tua dan membela yang lemah sebagai bagian dari ibadah terbaik kepada Allah.
Pengasuhan
anak-anak di Yayasan Bustanul Aitam dibatasi hanya sampai usia tamat pendidikan
setingkat MAN/SLTA. Untuk selanjutnya kami menjadi alumni Yayasan dan dapat
hidup mandiri.
Sebagai
alumni Yayasan Bustanul Aitam (2011), kami memiliki ikatan bathin yang sangat
kuat dan erat, persis ikatan bathin seorang anak dengan orang tua dan
saudara-saudaranya sendiri.
Setelah
selesai Pendidikan MAN, saya kembali tinggal bersama ibu di Blang Kuta. Selama lebih
setahun saya bekerja sebagai petani dan buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan membantu ekonomi keluarga.
Berkat
dorongan dari Ibu, pengurus Yayasan Bustanul Aitam, dan teman-teman, saya bertekad
melanjutkan pendidikan lagi untuk mencapai cita-cita menjadi seorang guru dan ustadz.
Pada
tahun 2013, saya melanjutkan pendidikan tinggi ke lembaga dibawah naungan Dayah
MUDI (Mahadal Ulum Diniyah Islamiah, www.mudimesra.com
) dimana telah dibuka Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga (https://iaialaziziyah.ac.id/
).
Selama
kuliah di IAI Al-Aziziyah saya mengabdi sebagai tenaga pengajar santri di
Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah, Batee Iliek, Samalanga,
Bireuen, (Dayah yang juga dibawah naungan Dayah Mudi). Sebagai pengajar santri
di Dayah, saya memperoleh fasilitas tempat tinggal dan keringanan biaya pendidikan
di IAI Al-Aziziyah.
Pendidikan
di IAI Al-Aziziyah dan menjadi pengajar di Dayah Jamiah Al-Aziziyah menambah wawasan
saya tentang pentingnya pendidikan meski menghadapi keterbatasan ekonomi. Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikan pendidikan
Sarjana saya di IAI Al-Aziziyah pada tahun 2017. Saya tetap bekerja sebagai
pengajar di Dayah Jamiah Al-Aziziyah dan membantu mengelola percetakan milik
kampus IAI Al-Aziziyah.
Para
pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan
ke pascasarjana (S2) di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe (IAIN
Lhokseumawe), di tahun ajaran 2017. Untuk menghemat biaya hidup selama kuliah,
saya tetap tinggal di Dayah Jamiah Al-Aziziyah. Setiap harus menghadiri jadwal
kuliah, saya menumpang kendaraan teman ke Lhokseumawe, sekitar 100 Km dan
ditempuh lebih dua jam. Di Lhokseumawe, saya menumpang di tempat kost teman,
selama dua malam. Keesokan hari, selama dua hari, saya mengikuti kegiatan
kuliah dari pagi sampai sore. Kemudian saya kembali ke Dayah Jamiah Al-Aziziyah
untuk bekerja sebagai tenaga pengajar.
Selama
kuliah pascasarjana di IAIN Lhokseumawe, karena kondisi ekonomi saya menunggak
uang kuliah selama tiga semester. Saat yang sama, sakit asma dan diabetes yang
diderita Ibu saya semakin parah. Meski kami mendapat bantuan dari BPJS
Kesehatan dan Puskesmas, tetap saja membutuhkan tambahan biaya berobat yang
cukup besar.
Atas
kesadaran sendiri dan untuk membantu Ibu, saya memutuskan berhenti kuliah
karena kondisi ekonomi benar-benar tidak memungkinkan. Sebagai bagian dari
pengembangan ilmu, saat ini saya ikut mengasuh adik-adik di panti asuhan
Bustanul Aitam, Ulim. Semoga pengabdian saya di panti asuhan ini dapat menjadi amal
shaleh saya dan membawa berkah bagi kami semua di panti asuhan.
Tentunya
saya tetap berharap bisa melanjutkan kuliah lagi dan menyelesaikan penulisan
tesis pascasarjana saya di IAIN Lhokseumawe. Namun dengan besarnya biaya
tunggakan pendidikan saya, sepertinya tidak mungkin saya membiayainya sendiri.
Untuk itu saya berharap PT Insight Investment Management dapat memberikan
bantuan biaya kuliah dan biaya hidup agar saya bisa menyelesaikan pendidikan
pascasarjana saya.
Mudah-mudahan
setelah saya lulus kuliah pascasarjana, saya dapat membalas semua kebaikan para
donatur dengan mengabdi menjadi tenaga pendidik agama di daerah Aceh dan terus
memberikan bantuan dan bimbingan untuk adik-adik di panti asuhan Bustanul
Aitam, Ulim, Pidie, yang merupakan keluarga dan rumah saya juga.
Demikian
permohonan bantuan biaya pendidikan ini saya ajukan dengan sebenarnya. Atas
perhatian pimpinan PT Insight Investments Management, saya mengucapkan terimakasih.
Semoga Allah membalas yang terbaik atas segala amal shaleh semua keluarga besar
PT Insight Investments Management.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Armia bin M Yusuf