Monday, September 28, 2020

 

Telah Meninggal Abang Kami, Teungku Ilyas Ibrahim, Ketua Yayasan Bustanul Aitam, Ulim

Telah berpulang ke Rahmatullah abang kami, Teungku Ilyas Ibrahim, S.Ag. Ketua Yayasan Bustanul Aitam, Kepala Sekolah MIN Ulee Gle, Ketua Pembangunan Masjid Baitul Aman, Ulim, Pidie Jaya.



Meninggal pada hari Jum'at,  24 September 2020, jam 00.15 WIB di Gampong Meunasah Pupu, Ulim, Pidie Jaya. 

Sebagai anak yatim, saya sangat dekat dengan Bang Ilyas, anak dari Cek Kartini (adek ayah kami). Baik saat saya kecil dan tinggal di Ulim, saat saya pindah ke Banda Aceh, dan bekerja di Jakarta. Beliau selalu menjadi pendengar yang baik semua cerita-cerita saya dan juga memberikan nasihat agar bisa menjadi lebih baik.


Shalat Jenazah Bang Ilyah di Masjid Baitul Aman, Ulim, Pidie Jaya 

Bang Ilyas adalah penerus Abuchik Mahmud, kakek kami, yang juga seorang guru madrasah, guru ngaji, dan imam masjid Ulim. Bila kami saudara-saudaranya (Bang Din, Bang Bahrun, saya, abang saya) memilih sekolah umum dan bekerja diluar Ulim, maka Bang Ilyas memilih belajar di IAIN Ar Raniry, kembali ke Meunasah Pupu, dan menjadi guru di Ulim.

Beliau bersama warga Ulim merintis Yayasan dan Panti Asuhan Bustanul Aitam. Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan Yayasan dan Panti Asuhan, kami ikut berusaha mencari berbagai bantuan dari para donatur di Jakarta. Baik itu teman2 dari FEUI dan rekan kerja kami (di Asia Foundation, UNDP ERTR Aceh Nias, NISP Sekuritas, Manulife AM, dan AAA Asset).


Ucapan belasungkawa dari Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun 

Kepergian Bang Ilyas mengingatkan kami akan kesedihan beliau ketika kehilangan anak pertamanya (Afkar Zimar bin Ilyas) yang meninggal saat mencoba membantu temannya yang tenggelam.

Semoga Bang Ilyas dan Afkar mendapatkan balasan dan tempat terbaik dari Allah.


Atas nama keluarga, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya ada ucapan atau tindakan Almarhum, abang kami, yang mungkin pernah menciderai perasaan Bapak, Ibu, saudara sekalian.

Kami mohon doa agar Allah SWT mengampuni dosa beliau dan melapangkan kubur beliau.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian, bantuan, dan doa kepada beliau dan keluarga selama sakit, pengurusan jenazah, dan pemakaman.

Wednesday, September 23, 2020

 

Profil Armia bin M Yusuf, Alumni Yayasan Bustanul Aitam (2005-2011)

Mewakili Pengurus Panti Asuhan Bustanul Aitam, Ulim, Pidie Jaya (sktr 164Km dari Banda Aceh), kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management yang telah memberikan berbagai bantuan kepada Panti Asuhan Bustanul Aitam.

Khususnya kali ini kami mengucapkan terimakasih banyak atas beasiswa yang diberikan kepada salah satu anak asuh kami, yaitu Armia bin M Yusuf, sehingga dapat melanjutkan pendidikan S2-nya yang sempat terputus karena ketiadaan biaya.

Semoga bantuan ini dapat membawa berkah bagi kami semua dan para donatur. Dan semoga Allah memberikan balasan yang terbaik bagi semua pengurus Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management.

Berikut adalah kisah adek Armia yang dibuat saat mengajukan proposal bantuan beasiswa ke Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun dan PT Insight Investments Management.

=======

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya bermaksud memperkenalkan diri dan memohon bantuan untuk biaya melanjutkan pendidikan saya.

Saya Armia, lahir di Blang Kuta, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, pada 5 Mei 1993. Saya adalah anak dari Bapak M Yusuf (almarhum) dan Ibu Nursani. Saya anak ke lima dari enam bersaudara.

Bapak saya bekerja sebagai petani, sedangkan Ibu merawat kami di rumah. Karena keterbatasan penghasilan Bapak, kami hidup sangat sederhana bahkan kurang layak.

Bapak meninggal saat saya masih duduk di kelas 3 SD, tahun 2002.  Sejak saat itu kehidupan ekonomi kami sekeluarga semakin terbatas dan sulit. Saya sekolah dengan berbagai tantangan dan hambatan ekonomi. Ibu selalu memberi semangat dan mendoakan kami anak-anaknya agar tidak putus asa dan tetap bersekolah. Dengan ketekunan, ketabahan, dan keinginan yang kuat, Alhamdulillah tahun 2005 saya dapat menamatkan pendidikan SD saya.

Karena keterbatasan ekonomi, untuk melanjutkan pendidikan ke SLTP tidak memungkinkan. Ibu saya meminta bantuan ke Yayasan Bustanul Aitam, Ulim, Pidie Jaya, (http://ulim-orphan.blogspot.com/ ) yang diasuh oleh Teungku Ilyas Ibrahim, agar saya dapat tinggal di Panti Asuhan yang dikelola Yayasan untuk dapat melanjutkan pendidikan.

Meski berat meninggalkan saya di panti Bustanul Aitam, demi pendidikan dan masa depan saya Ibu menasehati saya agar tetap bersabar, patuh dan hormat kepada pengurus Yayasan, dan rajin belajar. Saya juga menyadari bahwa Ibu menitipkan saya ke panti asuhan karena mencintai saya dan demi kepentingan pendidikan serta masa depan saya.

Hidup di panti asuhan Bustanul Aitam sangat sederhana, baik dari tempat tinggal, makanan, pakaian, dan fasilitas lainnya. Namun dengan segala keterbatasan, saya betah tinggal di panti asuhan Bustanul Aitam karena saya bisa melanjutkan pendidikan saya. Para pengurus panti Bustanul Aitam juga memberikan perhatian atas segala kehidupan kami dengan penuh kasih sayang, memberikan bimbingan, dan menerapkan kedisiplinan layaknya yang diterima oleh anak-anak lain yang memiliki orang tua sendiri.

Di panti asuhan saya juga bisa belajar bersama teman-teman, saling membantu, dan menguatkan keyakinan agar terus melanjutkan pendidikan dan menyiapkan masa depan kami untuk dapat hidup lebih baik secara ekonomi, pengetahuan, agama, dan beribadah kepada Allah.

Di panti Bustanul Aitam, saya melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Ulim (MTsN Ulim) dan menamatkannya tahun 2008. Kemudian saya meneruskan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri Ulim (MAN Ulim) sampai selesai pada tahun 2011. Setelah pulang sekolah, kami mendapatkan pendidikan agama dan bimbingan dari para pengasuh di panti asuhan.

Selama saya berada dalam asuhan panti asuhan ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari bimbingan guru-guru pengasuh panti asuhan Bustanul Aitam. Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan pendidikan MAN saya, membaca Al-Quran dengan baik, dan membaca kitab-kitab Islam sesuai visi misi Yayasan Bustanul Aitam "Terlahirnya generasi Islami yang mandiri dengan memiliki Akhlakul Karimah".

Segala keterbatasan di panti asuhan ternyata menjadi suatu pendidikan yang penuh makna mendalam dan luas. Para pengasuh panti asuhan selalu mengingatkan semua ilmu yang dipelajari, materi yang dicari, dan jabatan adalah untuk beribadah kepada Allah dan harus dilakukan dengan ikhlas. Dan sebaik-baiknya harta adalah ilmu agama yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya untuk mengabdi kepada orang tua dan membela yang lemah sebagai bagian dari ibadah terbaik kepada Allah.

Pengasuhan anak-anak di Yayasan Bustanul Aitam dibatasi hanya sampai usia tamat pendidikan setingkat MAN/SLTA. Untuk selanjutnya kami menjadi alumni Yayasan dan dapat hidup mandiri.

Sebagai alumni Yayasan Bustanul Aitam (2011), kami memiliki ikatan bathin yang sangat kuat dan erat, persis ikatan bathin seorang anak dengan orang tua dan saudara-saudaranya sendiri.

Setelah selesai Pendidikan MAN, saya kembali tinggal bersama ibu di Blang Kuta. Selama lebih setahun saya bekerja sebagai petani dan buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membantu ekonomi keluarga.

Berkat dorongan dari Ibu, pengurus Yayasan Bustanul Aitam, dan teman-teman, saya bertekad melanjutkan pendidikan lagi untuk mencapai cita-cita menjadi seorang guru dan ustadz.

Pada tahun 2013, saya melanjutkan pendidikan tinggi ke lembaga dibawah naungan Dayah MUDI (Mahadal Ulum Diniyah Islamiah, www.mudimesra.com ) dimana telah dibuka Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga (https://iaialaziziyah.ac.id/ ).

Selama kuliah di IAI Al-Aziziyah saya mengabdi sebagai tenaga pengajar santri di Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah, Batee Iliek, Samalanga, Bireuen, (Dayah yang juga dibawah naungan Dayah Mudi). Sebagai pengajar santri di Dayah, saya memperoleh fasilitas tempat tinggal dan keringanan biaya pendidikan di IAI Al-Aziziyah.

Pendidikan di IAI Al-Aziziyah dan menjadi pengajar di Dayah Jamiah Al-Aziziyah menambah wawasan saya tentang pentingnya pendidikan meski menghadapi keterbatasan ekonomi.  Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana saya di IAI Al-Aziziyah pada tahun 2017. Saya tetap bekerja sebagai pengajar di Dayah Jamiah Al-Aziziyah dan membantu mengelola percetakan milik kampus IAI Al-Aziziyah.

Para pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan ke pascasarjana (S2) di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe (IAIN Lhokseumawe), di tahun ajaran 2017. Untuk menghemat biaya hidup selama kuliah, saya tetap tinggal di Dayah Jamiah Al-Aziziyah. Setiap harus menghadiri jadwal kuliah, saya menumpang kendaraan teman ke Lhokseumawe, sekitar 100 Km dan ditempuh lebih dua jam. Di Lhokseumawe, saya menumpang di tempat kost teman, selama dua malam. Keesokan hari, selama dua hari, saya mengikuti kegiatan kuliah dari pagi sampai sore. Kemudian saya kembali ke Dayah Jamiah Al-Aziziyah untuk bekerja sebagai tenaga pengajar.

Selama kuliah pascasarjana di IAIN Lhokseumawe, karena kondisi ekonomi saya menunggak uang kuliah selama tiga semester. Saat yang sama, sakit asma dan diabetes yang diderita Ibu saya semakin parah. Meski kami mendapat bantuan dari BPJS Kesehatan dan Puskesmas, tetap saja membutuhkan tambahan biaya berobat yang cukup besar.

Atas kesadaran sendiri dan untuk membantu Ibu, saya memutuskan berhenti kuliah karena kondisi ekonomi benar-benar tidak memungkinkan. Sebagai bagian dari pengembangan ilmu, saat ini saya ikut mengasuh adik-adik di panti asuhan Bustanul Aitam, Ulim. Semoga pengabdian saya di panti asuhan ini dapat menjadi amal shaleh saya dan membawa berkah bagi kami semua di panti asuhan.

Tentunya saya tetap berharap bisa melanjutkan kuliah lagi dan menyelesaikan penulisan tesis pascasarjana saya di IAIN Lhokseumawe. Namun dengan besarnya biaya tunggakan pendidikan saya, sepertinya tidak mungkin saya membiayainya sendiri. Untuk itu saya berharap PT Insight Investment Management dapat memberikan bantuan biaya kuliah dan biaya hidup agar saya bisa menyelesaikan pendidikan pascasarjana saya.

Mudah-mudahan setelah saya lulus kuliah pascasarjana, saya dapat membalas semua kebaikan para donatur dengan mengabdi menjadi tenaga pendidik agama di daerah Aceh dan terus memberikan bantuan dan bimbingan untuk adik-adik di panti asuhan Bustanul Aitam, Ulim, Pidie, yang merupakan keluarga dan rumah saya juga.

Demikian permohonan bantuan biaya pendidikan ini saya ajukan dengan sebenarnya. Atas perhatian pimpinan PT Insight Investments Management, saya mengucapkan terimakasih. Semoga Allah membalas yang terbaik atas segala amal shaleh semua keluarga besar PT Insight Investments Management.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Armia bin M Yusuf


This page is powered by Blogger. Isn't yours?